KEBIASAAN YANG BAIK MEMBENTUK KARAKTER YANG BAIK BAGI SISWA SMK NEGERI 1 KALITENGAH

KEBIASAAN YANG BAIK MEMBENTUK KARAKTER YANG BAIK BAGI SISWA SMK NEGERI 1 KALITENGAH
Oleh : Khoirul Huda

Pendidikan karakter berasal dari dua kata pendidikan dan karakter, menurut beberap ahli kata   pendidika mempunya definisi   yang   berbeda-beda tergantung pada sudut pandang, paradigma, metodologi dan disiplin keilmuan yang digunakan, diantaranya: Menurut D. Rimba, pendidikan adalah Bimbingan atau pembinaan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan Jasmani dan Rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utuh.

Menurut Doni Koesoema A. mengartikan pendidikan sebagai proses internalisasi budaya ke dalam diri individu dan masya
rakat menjadi beradab. Ada pula yang mendefinisikan pendidikan sebagai proses dimana sebuah bangsa mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan, dan untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien.
Menurut  Sudirman.  pendidikan  adalah  usaha  yang  dijalankan  oleh seseoran atau   sekelompok   oran untuk   mempengaruhi   seseoran atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mantap.
Ki  Hadjar  Dewantara  menyatakan  bahwa  pendidikan  adalah  dayupaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, dan jasmani anak agar selaras dengan alam dan masyarakatnya. Sedangkan secara terminologi, pengertian pendidikan banyak sekali dimunculkan oleh para pemerhati/tokoh pendidikan, di antaranya: Pertama, menurut Marimba pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan  proses pembelajaran agar anak didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan  yang  diperlukan dirinyamasyarakat,  bangsa danegara.
Intinya pendidikan selain sebagai proses humanisasi, pendidikan juga merupakan usaha   untuk   membantu   manusia   mengembangka seluruh   potensi   yang dimilikinya  (olahrasa,  raga  dan  rasio)  untuk  mencapai  kesuksesan  dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Setelah kita mengetahui esensi pendidikan secara umum, maka yang perlu diketahui   selanjutny adalah   hakikat   karakter   sehingga   bisa   ditemukan pengertian pendidikan karakter secara komprehensif.
Istilah karakter digunakan secara khusus dalam  konteks pendidikan baru muncul pada akhir abad 18, terminologi karakter mengacu pada pendekatan idealis spiritualis yang juga yang juga dikenal dengan teori pendidikan normatif, dimana yang menjadi prioritas adalah nilai-nilai transenden yang dipercaya sebagai motivator dan dominisator sejarah baik bagi individu maupun bagi perubahan nasional. Istilah karakter berasal dari bahasa Yunani, charassein, yang berarti to engrave atau mengukir. Membentuk karakter diibaratkan seperti mengukir di atas batu permata atau permukaan besi yang keras. Dari sanalah kemudian berkembang pengertian karakter yang diartikan sebagai tanda khusus atau pola perilaku.
Sedangkan Istilah karakter secara harfiah berasal dari bahasa Latin Charakteryang antara lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian atau akhlak. Sedangkan  secara istilah, karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak sifat yang  tergantung  dari  faktor  kehidupannya  sendiri.  Karakter  adalah  sifat kejiwaan,  akhlak  atau  budi  pekerti  yang  menjadi  ciri  khas  seseorang  atau sekelompok orang. karakter juga bisa diartikan sikap, tabiat, akhlak, kepribadian yang stabil sebagai hasil proses konsolidasi secara progresif dan dinamis.
Sementara dalam Kamus Bahasa Indonesia kata ‘karakter’ diartikan sebagai tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dangan yang lain, dan watak.  Ki Hadjar Dewantara memandang karakter sebagai watak atau budi pekerti. Menurutnya budi pekerti adalah bersatunya antara gerak fikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan yang kemudian menimbulkan tenaga.
Dari beberapa definisi karakter tersebut dapat disimpulkan secara ringkas bahwa karakter adalah sikap, tabiat, akhlak, kepribadian yang stabil sebagai hasil proses konsolidasi secara progresif dan dinamis; sifat alami seseorang dalam merespons siruasi secara bermoral; watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbgai kebajikan, yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap dan bertindak; sifatnya jiwa manusia, mulai dari angan-angan sampai menjelma menjadi tenaga.
Pendidikan karakter berpijak dari karakter dasar manusia, yang bersumber dari nilai moral universal (bersifat absolut) yang bersumber dari agama yang juga disebut sebagai the golden rule. Pendidikan karakter dapat memiliki tujuan yang pasti, apabila berpijak dari nilai-nilai karakter dasar tersebut.
Menurut para ahli psikolog, beberapa nilai karakter dasar tersebut adalah: cinta kepada Allah dan ciptaan-Nya (alam dengan isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan cinta persatuan.
Pendidikan karakter dianggap sebagai pendidikan nilai moralitas manusia yang disadari dan dilakukan dalam tindakan nyata yang nilai mencakup berbagai bidang kehidupan, seperti hubungan dengan sesama (orang lain, keluarga), diri sendiri, hidup bernegara, lingkungan dan Tuhan. Tentu saja dalam penanaman nilai tersebut membutuhkan tiga aspek, baik kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Lebih lanjut, Kemendiknas melansir bahwa berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial, peraturan atau hukum, etika akademik, dan prinsip- prinsip HAM, telah teridentifikasi 80 butir nilai karakter yang dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
1.      Nilai-nilai  perilaku  manusia  yang  berhubungan  dengan  Tuhan
2.      Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan diri sendiri
3.      Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan sesama manusia
4.      Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan lingkungan
5.      nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan kebangsaan
Hadits nabi yang berkaitan dengan konsep pendidikan karakter adalah hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari-Muslim, yang artinya sebagai berikut: Usamah bin Zaid ra. berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: Akan dihadapkan   orang   yang   berilmu   pada   hari   kiamat, lalu keluarlah semua isi perutnya, lalu ia  berputar-putar dengannya, sebagaimana himar yang ber-putar-putar mengelilingi tempat tambatannya. Lalu penghuni neraka disuruh mengelilinginya seraya bertanya: Apakah yang   menimpamu? Dia menjawab:  Saya pernah menyuruh orang pada kebaikan, tetapi saya sendiri tidak mengerjakan-nya, dan saya  mencegah  orang  dari  kejahatan,  tetapi saya sendiri yang mengerjakannya.

Dalam hadits riwayat Bukhori-Muslim di atas menguraikan bahwa pembentukan  karakter  yang didasari  keteladanaakan  menuai  kebaikan  bagi dirinya sendiri dan orang lain.
Rasulullah Saw telah mengajarkan metodologi membentuk moralitas yang mulia, terkait dengan akhlak manusia terhadap Allah, diri sendiri maupun kepada sesama makhluk. Beliau tidak hanya memerintahkan fungsi teori belaka, namun juga realitas konkrit suri teladan umatnya. Semua akhlak yang diajarkan Rasulullah tak lain adalah moralitas yang bermuara pada al-Quran. Dengan demikian, jelas bahwa Rasulullah Saw. memiliki tingkah laku yang mulia, beliau selalu bertindak sesuai dengan petunjuk yang berada dalam al-Quran.
Dalam Islam sendiri, yang menjadi dasar atau landasan pendidikan akhlak manusia adalah al-Qur’an dan al-Sunnah. Segala sesuatu yang baik menurut al- Quran dan al-Sunnah, itulah yang baik dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, segala sesuatu yang buruk menurut al-Quran dan al- Sunnah, berarti tidak baik dan harus dijauhi. Dalam  kaitannya  dengan  pendidikan  akhlak,  terlihat  bahwa  pendidikan karakter mempunyai orientasi yang sama dengan pendidikan akhlak yaitu pembentukan karakter.
Dengan demikian, bila sejauh ini pendidikan karakter memiliki ikatan yang kuat dalam nilai-nilai spiritualitas dan agama. Pendidikan  karakter  yang  berbasis  Al  Qur’an  dan  Assunnah, yaitu menanamkan karakter tertentu sekaligus memberi benih agar peserta didik mampu menumbuhkan karakter dalam menjalani kehidupannya.
Setelah diketahui nilai-nilai pendidikan karakter tersebut, tampak bahwa pendidikan karakter ingin membangun individu yang berdaya guna secara integratif. Hal ini dapat terlihat dalam nilai-nilayang diusungyakni meliputi nilai yang berhubungan dengan dimensi ketuhanan, diri sendiri dan juga orang lain, maka SMK Negeri 1 Kalitengah sangat terpacu untuk menjadikan sekolah ini dibawah kepempinan Bapak KH. Supa’at, S.Pd.,M.MPd, menjadi sekolah yang istilahnya, “Berkarakter SMK Negeri 1 Kalitengah”. Yang tujuan utamanya membangun generasi emas yang berkarakter, yaitu menjadikan peserta didik berkarakter/perilaku yang mulia dan berkompetensi dibidangnya masing-masing, sehingga bapak kepala SMK Negeri 1 Kalitengah menanamkan nilai-nilai karakter bukan hanya teori tapi langsung dicontohkan beliau adalah sebagai berikut :
1.      Melaksanakan/melakukan Sholat Dhuha berjama’ah yang diikut seluruh seluruh civitas akademik SMK Negeri 1 Kalitengah tanpa terkecuali, maka disamping tujuan utama yaitu mencairkan hati kita yang selama ini keras sekeras batu kelang menjadi hati yang penuh cahaya illahiyah, tetapi juga menanamkan kebersamaan dan kekeluargaan yang kental yang saling memaafkan dan tolerasi yang tinggi pada masing-masing pribadi, menurut bapak kepala SMK Negeri 1 Kalitengah sholat dhuha dilakukan, apalagi dilakukan secara berjamaah mengandung nilai-nilai yang tidak bisa diukur dengan materi, harta benda, yaitu :
a.       Dicukupi segala kebutuhan hidupnya
b.      Dimudahkan segala urusan
c.       Wajah kelihatan lebih bercahaya
d.      Masuk surga melalui pintu dhuha
e.       Menggugurkan dosa dalam atau diampuni dosa-dosanya
f.       Menjaga keimanan
g.      Menghilangkan stress
h.      Memperlancar peredaran darah
i.        Obat bagi penyakit dalam
j.        Terlihat awet muda
k.      Menyehatkan jantung dan ginjal
l.        Sebagai Pengganti sedekah anggota badan, manusia memiliki 360 sendi yang setiap sendinya hendaknya dikeluarkan sedekah pada setiap harinya
m.    Dibangunkan istana dari emas di surga, dikerjakan 12 rakaat
n.      Waktu yang tepat agar doa diijabahi
o.      Mendapat pahala setara ibadah haji
p.      Dan banyak lagi keutamaan sholat dhuha
2.      Membaca dzikir secara berjama’ah setelah sholat dhuha, merupakan manifestasi dari melunturkan atau mencairkan hati menjadi jernih dan dan pikiran juga menjadi jernih, ini dimaksudkan agar anak didik kita senantiasa memiliki hati dan pikiran yang jernih dan diharapkan dapat menerima pelajaran yang diajarkan bapak/ibu guru bisa masuk dengan mudah dan memahami serta dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan juga dzkir itu sendiri memiliki keutamaan antara lain:
a.       Merupakan jalan utama menuju perjalanan illahi atau mendekatkan kita kepada Allah
b.      Sebagai kunci pembuka penyatuan seorang hamba dan Allah
c.       Dengan dzikir dapat menghidupkan hati
3.      Khataman Alqur’an setiap hari, sebelum jam pembelajaran dimulai, ini salah satu bentuk untuk membentuk karakter peserta didik agar menjadi peserta didik yang berakhlaqul karimah yang nantinya diharapkan dapat mewarnai dalam masyarakat sehingga dapat membawa kehidupan bermasyarakat lebih islami, karena banyak hal tentang keutamaan kebiasaan baca Al Qur’an, diantaranya :
a.       Mereka sebagai orang keistimewaannya yang terpilih
b.      Orang yang mahir  membaca Al Qur’an ditempatkan bersama malaikat-malaikat pencatat yang patuh kepada Allah yang selalu berbuat kebaikan.
c.       Al Qur’an merupakan hidangan dari Allah SWT. Siapapun yang masuk ke sana akan mendapat jaminan keamanaan.
d.      Rumah yang dibuat untuk membaca Al Qur’an akan dihadiri malaikat.
e.       Rumah yang dibacakan Al Qur’an akan menyinari penduduk langit
f.       Membaca Al Qur’an terdapat kebaikan yang sangat banyak
g.      Dengan membaca Al Qur’an orang akan menjadi baik
h.      Membaca Al Qur’an bisa menjadi obat hati
i.        Membaca Al Qur’an dapat bermanfaat bagi orang yang membaca maupun kedua orang tuanya
j.        Pembaca Al Qur’an tidak akan merasa ngeri saat terjadi kegentingan hari kiamat
k.      Al Qur’an akan memberikan syafa’at kepada Ahlinya (orang yang biasa membacanya)
l.        Orang yang membaca Al Qur’an pada hari kiamat, derajadnya akan selalu naik ke tempat-tempat yang atas
m.    Membaca Al Qur’an bisa meniupkan aroma wangi kepada para pendengar serta menyebarkan bau minyak kasturi.
4.      Melaksanakan sholat dhuhur berjamaah, salah satu pembentukan karakter peserta didik agar selalu menjaga sholat lima waktu, melatih disiplin, adanya rasa kebersamaan disamping itu sholat dhuhur mengandung keutamaan antara lain :
a.       Mendapatkan pahala dan terhindar dosa
b.      Dapat menghapus dosa yang lalu
c.       Sholat itu cahaya di dunia dan akhirat
d.      Terapi jantung dan melancarkan pencernaan,  
5.       Adanya program Sodakhoh Seribu rupiah Setiap hari, lebih dikenal dengan sebutan S-3, bukan hanya status orang yang menembuh pendidikan S-3 yang bergelar Doktor, tetapi ini juga di lingkungan SMK Negeri 1 Kalitengah juga ada program S-3, dimana program tersebut diikuti oleh seluruh guru dan staf karyawan tata usaha yang setiap orang diberikan sebuah wadah/toples yang setiap hari untuk menyisihkan 1000 rupiah dimasukan kedalam toples yang tujuannya untuk melatih kita agar gemar bersedakah, karena menurut bapak kepala SMK Negeri 1 Kalitengah sedekah dapat menolak balak, disamping itu juga memberikan manfaat dalam kehidupan bermasyarakat, para pengamal sedekah pun mendapat pahala dari Allah SWT, sedekah dapat menjadi penghalang/tameng dari panasnya api neraka, serta menjadi pahala yang selalu mengalir walaupun kita telah tiada dan banyak lagi keutamaan sedekah diantaranya :
a.       Sedekah kepada orang yang sehat walafiat pahalanya 10 kali lipat
b.      Sedekah kepada orang buta dan yang terkena musibah pahalanya 90 kali lipat
c.       Sedekah kepada kerabat yang membutuhkan pahalanya 900 kali lipat
d.      Sedekah kepada kedua orang tua pahalanya 100 ribu kali lipat.
e.       Sedekah kepada ulama atau fuqoha pahalanya 900 ribu kali lipat
Dari sebuah pembiasaan yang dilakukan berulang ulang akan menjadi sebuah kebiasaan dan sebuah kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang akan menjadi sebuah karakter atau watak yang akan melekat pada diri kita sampai akhir hayat, tentunya karakter yang dibentuk dari hal diatas akan mencerminkan dan mencetak generasi penerus yang akan memberikan manfaat, barokahi, di dalam masyarakat, inilah yang menjadi program bapak kepala SMK Negeri 1 Kalitengah yang beliau bercita cita mewujudkan SMK Negeri 1 Kalitengah menjadi atau dengan kata lain Berkarakter SMK Negeri 1 Kalitengah.
Akhirnya penulis mengakhir tulisan ini dengan mengucap Alhamdulillah...suma Alhamdulillah....suma Alhamdulillah mudah-mudahan cita-cita luhur bapak kepala SMK Negeri 1 Kalitengah bapak Supa’at, S.Pd.,M.MPd, mendapat Rahmat Allah dan menjadi ladang amal beliau kelak dikemudian hari, aamin.

Komentar

Postingan Populer